STUDI KELAYAKAN
DAN BISNIS PLAN APOTEK
Sebelum suatu Apotek berdiri, perlu dilakukan
studi kelayakan terlebih dahulu untuk menganalisa apakah lokasi Apotek cukup layak atau mampu bertahan dan
memberi keuntungan secara bisnis yang baik.
Dalam hal pemilihan lokasi apotek baru
hendaknya mempertimbangkan keadaan sekitar, misalnya adanya sarana
kesehatan baik rumah sakit, praktek
dokter, mantri (desa), bidan, klinik, puskesmas, dll. Selain itu hendaknya
dipilih daerah yang dekat dengan pusat keramaian seperti pasar atau terminal
dan juga pemukiman penduduk. Diharapkan
dengan lokasi yang strategis, apotek dapat berkembang dengan baik.
Setelah menetapkan lokasi, segera tentukan
segmen pasar yang akan ditembak. Dari segmen pasar ini, kita dapat segera
merancang prospek apotek seperti apa.
A. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
studi kelayakan antara lain :
11.
Product
Apotek
merupakan bidang usaha yang menghasilkan produk dan jasa yang saling terkait.
Apotek berusaha menyediakan produk yang terjamin kualitasnya selain juga
memberikan pelayanan berupa konseling dan informasi mengenai obat dan
perbekalan farmasi lainnya kepada masyarakat. Dalam usaha menyediakan produk,
perlu dipertimbangkan kebutuhan masyarakat sekitar yang didasarkan pada pola
penyakit yang terjadi, musim yang mempengaruhi perkembangan suatu penyakit,
iklan yang sedang marak atau juga kebutuhan masyarakat pada waktu- waktu
tertentu.
Ada
beberapa type pembayaran barang yang telah kita order, yaitu COD (Cash On
Delivery) artinya barang dating kita bayar, Kredit selama 21 hari atau 1 bulan,
dan barang laku baru kita bayar (Konsinyasi).
Ada
beberapa tips yang bisa saya berikan dalam
perencanaan pengadaan barang ini :
1. Untuk
barang OTC (Over The Counter) atau obat-obatan bebas/bebas terbatas, lakukan
pengadaan sesuai kebutuhan pasar yang bisa kita ketahui dengan jalan-jalan
melakukan survey ditoko-toko atau apotek-apotek terdekat. Sekalian kita
melakukan survey harga. 2. Lakukan pembelian masing-masing 1 box (sediaan tablet) OTC yang kita yakin fast moving (laku cepat) dan masing-masing 3 flas / botol (untuk sediaan syrup)
3. Lakukan kerjasama dengan apotek lain untuk pengadaan obat-obat keras (label merah K) yang relative mahal. Jadi kita bisa nempil (beli dalam jumlah sedikit) hanya beberapa strip obat. Contoh obat-obatan yang kita beli dengan cara nempil ini misalnya Nizoral, glucophage, binotal dan obat lain juga bisa. Dengan melakukan kerja sama (biasa disebut Up, kita akan mendapatkan potongan sekitar 5%). Memang keuntungan kita lebih sedikit dibandingkan dengan beli langsung ke Distributor / Sub Distributor, akan tetapi resiko tidak laku lebih sedikit. Setelah Apotek berjalan kira-kira 1-3 bulan kita dapat memetakan obat-obat mana yang laku sehingga kita bisa beli per box langsung ke distributor atau subdistributor.
4. Jika anda telah bekerja sama dengan Dokter praktek, pastikan obat-obat apa saja yang dibutuhkan oleh dokter tersebut. Pesan sesuai kebutuhan dokter tersebut, dan minta jaminan bahwa dokter akan meresepkan obat yang telah kita sediakan.
5. Jangan terkecoh oleh tawaran para Rep / Detailer obat yang menawarkan diskon besar, informasi tentang harga naik dan kekosongan barang sehingga membuat anda order dalam jumlah banyak.
6. Untuk mendapatkan diskon yang lebih banyak, order obat ke subdistributor (misalnya : SBSL, GHL, DJS, MAS, MAP, SMA). Kerugiannya, proses retur barang lebih lama dan ada beberapa yang diragukan keasliannya. Jika anda sudah lama malang melintang di dunia Apotek, anda akan tahu subdis mana yang konsisten dengan kualitas barangnya.
7. Untuk mendapatkan segala promo tentang produk (misalkan banner, tanggalan, tukar guntingan kupon, dll) dan keterjaminan kualitas barang, silahkan order ke distributor (misalnya AMS, BSP, Penta Valent, MPI, Dos Ni Roha, KF, HUFA)
2. Price
Apotek berusaha memberikan harga yang wajar dan
terjangkau oleh masyarakat. Harga ini sangat berperan dalam menarik minat
masyarakat untuk membeli obat di apotek. Hal-hal yang menjadi pertimbangan
dalam penentuan harga di Apotek antara
lain : tingkat ekonomi masyarakat, harga pembelian obat, beban usaha apotek,
harga obat di tempat lain.
Keuntungan
rata-rata setiap apotek berkisar 10-20%, untuk obat OTC biasanya 10-15%, dan
obat keras rata-rata 20%. Akan tetapi ada juga yang lebih dari itu, dan ada
pula yang kurang.
Ada
beberapa tips yang dapat saya berikan :
- Berikan harga yang berbeda untuk eceran dan pembelian dalam jumlah banyak (untuk obat OTC ataupun jika apotek melayani pembelian obat untuk Mantri, Bidan atau Dokter di daerah terpencil
- Jangan melayani pembelian dengan pembayaran tempo / hutang. Berikan hutang pada orang yang sudah terpercaya tepat waktu dalam pembayaran. Lebih baik mengambil untung 7% (pembelian dalam jumlah besar) asalkan cash.
- Berikan harga yang berbeda untuk pelayanan resep. Ada tambahan uang jasa resep dan uang racikan.
- Berikan harga yang sama untuk setiap konseling yang anda berikan, karena hal ini dapat menjadikan promo yang baik untuk masyarakat.
3.Promotion
Promosi
merupakan cara untuk memperkenalkan apotek kepada masyarakat. Karena apotek
yang baru berdiri, maka keberadaan Apotek belum diketahui banyak orang.
Sehingga promosi diperlukan agar masyarakat mengetahui keberadaan apotek.
Cara-cara yang ditempuh Apotek dalam melakukan promosi antara lain : membuat papan
nama apotek, membuat leaf leat dengan mengusung tema kesehatan, dll.
Ada
2 papan nama yang diperlukan untuk promosi apotek, satu papan berukuran sekitar
70 cmx 50 cm yang berisi (nama apotek, alamat, telp dan jam buka apotek: nama
apoteker, no SIPA dan SIA). Papan nama yang lain ditaruh di luar apotek sebagai
sarana promosi ke masyarakat. Papan nama yang diluar ini berkaitan dengan pajak
reklame yang harus kita bayar ke pemerintah daerah. Untuk mengakali hal ini
(agar kita tidak bayar pajak malah terima duit, tetapi tetap ada sarana promosi
di luar) adalah dengan melakukan kerja sama dengan distributor-distributor
tertentu yang menyediakan banner produk mereka tapi juga ada nama apotek kita.
Distributor yang sering memberikan penawaran banner ini adalah HUFA (Hufagrip,
Hufalysin), KALBE (Hemaviton, Fatigon), BSP (Sanaflu). Selama saya mengelola
Apotek selalu ada tawaran kerja sama seperti itu bergantian. Kompensasinya,
biasanya kita menerima uang kurang lebih Rp 50.000,- tiap bulan selama 3 bulan
berturut-turut.
5.Personel
Sumber
daya manusia merupakan salah satu modal penting dalam pengelolaan apotek.
Pemilihan SDM yang ramah, tanggap dan ahli dibidangnya serta bertanggung jawab
dapat mendukung keberhasilan apotek. Penentuan jumlah tenaga yang dibutuhkan,
dilakukan dengan mempertimbangkan anggaran serta kemampuan dalam memberikan
pelayanan.
6. Performance
Penampilan
fisik suatu apotek mempunyai peran yang cukup besar untuk menimbulkan kesan
bagi masyarakat dan untuk menarik minat masyarakat untuk masuk dan membeli
kebutuhan perbekalan kefarmasian. Oleh karena itu Apotek berusaha untuk menampilkan performance yang
menarik bagi masyarakat, antara lain dengan : Ruang tunggu yang nyaman, tempat
pelayanan yang nyaman, desain penataan obat yang menarik pasien, kebersihan
yang terjaga, penerangan yang cukup, adanya fasilitas penunjang, seperti televisi dan koran / majalah.
B. ANALISIS
SWOT
Analisis SWOT merupakan prosedur sistematis
untuk mengidentifikasi berbagai peluang-peluang (opportunities) dan ancaman-
ancaman (threats) dan elemen internal untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan
(strengths) dan kelemahan-kelemahan (weaknesses).
1.
Kekuatan-kekuatan (Strength)
2.
Kelemahan-kelemahan (Weaknesses)
3.
Peluang-peluang (Opportunities)
4. Ancaman-ancaman
(Threats)
C. BANGUNAN
Bangunan Apotek terdiri dari beberapa bagian antara lain :
1. Ruang
tunggu 2. Ruang pelayanan yakni tempat penerimaan resep, pembayaran, penyerahan obat dan konseling
3. Ruang peracikan dan penyimpanan obat
4. Tempat pencucian alat (wastafel)
5. Toilet
Kelengkapan Bangunan
- Sumber air bersih
- Penerangan yang cukup
- Alat pemadam kebakaran
- Ventilasi bangunan yang baik
- Sanitasi lingkungan yang baik
Perlengkapan dan Peralatan Apotek
- Perlengkapan dan alat untuk perbekalan farmasi, terdiri dari Lemari kaca untuk obat-obat OTC dan komoditas lainnya, Lemari kayu untuk menyimpan obat, Lemari khusus tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika, Lemari pendingin
- Perlengkapan kegiatan administrasi dan pelayanan, antar lain : Tempat penerimaan resep dan pembayaran, Tempat penyerahan obat dan KIE, meja kursi untuk kegiatan administrasi, tempat penyimpanan arsip-arsip dan buku-buku penunjang, tempat penyimpanan persediaan peralatan apotek, telepon
- Perlengkapan dan alat peracikan, antara lain : Meja dan kursi peracikan, timbangan dan anak timbangan, Mortir dan stamper, Saringan, sudip dan kuas
- Wadah pengemas dan pembungkus, antar lain : Etiket, Kertas perkamen, Plastik pengemas dan pembungkus
- Alat administrasi,
antara lain Blanko surat pesanan obat, narkotika dan psikotropika
Blanko salinan resep, Blanko kuitansi, Blanko kartu stok obat, Form laporan penggunaan narkotika, psikotropika dan obat generic, Buku-buku administrasi (buku pembelian, buku penerimaan obat, buku pembukuan keuangan, buku
pencatatan narkotika dan psikotropika) - Fasilitas penunjang, antara lain Kursi untuk ruang tunggu, Televisi dan radio, Kipas angin
- Buku-buku penunjang, antara lain Farmakope Indonesia Edisi IV, Buku peraturan perundang- undangan tentang apotek , ISO dan MIMS
Denah
Apotek
Penataan
ruang di Apotek dilakukan sedemikian
rupa sehingga menimbulkan kesan yang nyaman dan teratur.
selain itu ada ijin khusus
BalasHapusterima kasih tulisannya cukup bermanfaat...kebetulan saya sedang dlm proses pengurusan apotek baru
BalasHapusmantrab gan infonya... bagi2 ilmu... luar biasa
BalasHapusSiip,bekal buat nyongsong pensiun
BalasHapusass....selain itu harus ada buat perijinan gak? trus untuk pembelian obatnya bisa dari mana aja ya?
BalasHapusterimakasih infonyaa...bermanfaat bgt. pas buat skrng lagi ngerancang apotek
BalasHapus